Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

AHA!Yuk, Beri Anak Kesempatan

Gambar
Pengertian  Kemandirian  menurut Masrun (1986:8),  kemandirian  adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi . Kalau membahas Bab Kemandirian, ingatan saya langsung melayang kebeberapa tahun yang lalu. Betapa dulu ketika saya masih terkena badai parenting, "syndrom kompleks"-bersaing antara ibu ibu tetangga tentang tumbuh kembang anak. Masa-masa itu membuat saya selalu "memaksa" anak saya untuk bisa melakukan sesuatu sesuai standart orang lain. Hal itu membuat saya tertekan, begitu pun dengan anak saya. Memaksa anak lulus toilet training, bisa makan sendiri, bisa mandi sendiri, dan serangkaian hal lainnya yang selalu saya paksakan ke anak. Alhamdulillah, bertemu dengan IIP dan belajar di Kelas Bunda Sayang membuka mata saya tentang Kemandirian. Di

Mengapa Saya Harus Menjadi Fasilitator?

FASILITATOR Satu kata ini maknanya daleeeem banget. Yup, kata "fasilitator" ini kian akrab terdengar ditelinga saya sejak bergabung di Institut Ibu Profesional. Padahal tanpa kita sadari, sebenarnya dalam keseharian pun kita menjadi fasilitator..baik itu menjadi fasilitator bagi anak, fasilitator bagi suami, dan bahkan menjadi fasilitator untuk orang-orang disekitar kita. Bagi saya fasilitator adalah orang yang membersamai, memotivasi, mengantar dan melayani orang lain untuk menemukan dan mencapai tujuan hidupnya. Fasilitator berperan penting dalam perjalanan hidup seseorang. Bukankah sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya? Secara tidak langsung, siap tidak siap.. kita tentunya pernah menjadi "fasilitator" dalam kehidupan. Namun, bagi saya seiring perjalanan waktu..tentunya mental kita akan semakin peka dan terlatih untuk menjadi seorang fasilitator dalam kehidupan. Seperti saya saat ini, dengan modal kesabaran dan pengalaman-pengal

Bermain Dakon

Gambar
Hari ini Aliyah hanya bermain di rumah. Emak pun mencoba memperkenalkan permainan tradisional, kali ini pilihannya adalah Dakon. Bermain dakon ini juga bisa mengajarkan berhitung kepada Aliyah. Meskipun masih sangat sederhana, tetapi lumayanlah Aliyah jadi tahu berhitung dan membagi-bagi biji dakon. Waktu kecil sayapun pernah bermain dakon. Menurut saya, main dakon menyenangkan karena untuk memainkan ini kita perlu partner sekaligus lawan. Belajar, taktik dan strategi juga dibutuhkan agar kita memenangkan permainannya. Mengajarkan main dakon ke Aliyah bukan saja tentang mengenalkan permainan tradisional namun juga menjadi sarana nostalgia emak, hehe.. mengingatkan emak bahwa sudah cukup lama emak tidak bermain lagi...